Detik-detik di penghujung akhir tahun ini, negara gw lagi memperbanyak produksi konten yang sifatnya lelucon! yang bikin ngakak seantero jagat raya. Mungkin kalo di jadikan sebuah konten tutorial ala-ala seleb-vlog, Indonesia bakalan jd negara pertama yg mengeluarkan tutorial bikin konten yg tema nya soal issue "menjadi manusia penebar hoax terbaik". Wahgelaasih ga kebayang si ogut, figure utama nya bakal ngasih contoh gimana pertama-tama dia nyusun skenario buat oplas muka di klinik kecantikan, kemudian bikin skenario bahwa dia menjadi korban penyerangan oleh sekelompok orang tak di kenal. Dan gw yakin viewers nya bisa sampe jutaan! 
Btw, menyikapi hal-hal seperti itu sebenarnya gw ngerasa miris banget sih. Kenapa makhluk-makhluk yang hidup di negara gw pemikirannya unik dan cemerlang banget gitu. Sangking unik nya gw pun bingung, bagaimana cara menanggapi hal tersebut. Beberapa kali gw scroll baca berita di portal media tertentu dalam kurun waktu tahun ke tahun, yaa emang bener berita paling boombastis adalah dengan menyajikan informasi soal keobobrokan otak seorang makhluk yg beridentitas sebagai MANUSIA telah menyebarkan HOAX. Sampe gw mikir, apakah orang Indonesia itu kebanyakan paling suka mengunyah berita-berita non informatif ketimbang berita yang mengedukasi? Padahal banyak banget tulisan-tulisan yang kiranya penting banget harus di ketahui oleh para netizen Indonesia agar mereka ga salah langkah dalam menebar sebuah informasi. Yaa! Lagi dan lagi, Indonesia adalah negara dagelan. Berita yang paling enak di goreng dan di bumbui drama oleh kalangan pemerintah yaa berita HOAX.
Kisruh ini menurut gw udah benar-benar kelewatan sih, dimana orang yang sekarang menjadi aktor utama atas penebar berita hoax "terbaik" adalah dari kalangan aktivis dan juga tim sukses kemenangan capres nomor 2. Banyak pertanyaan yang muncul di otak gw selama beberapa hari ini. Tapi pertanyaan paling krusial adalah "Sebodoh itukah majikan di begoin sama pembantunya?". Gw pikir orang yang kemarin-kemarin nantangin debat capres pake bahasa Inggris adalah orang yg paling keren dan berisi otaknya, tapi nyatanya di senggol pake HOAX aja keos. Dan muncul lagi pertanyaan di benak gw, "Apakah memang Hoax adalah virus mematikan? Sampai2, karakter pun ikut terbunuh?"
Biasanya pertanyaan dalam benak gw itu akan terjawab dalam beberapa detik setelah gw merenung. Oke sedikit gw paparkan mengapa menurut gw Hoax adalah virus yg mematikan? Diciptakan nya berita bohong sebenar nya udah terjadi di Era Socrates *eh bener ga si ejaan nya, maaf klo salah yaww* dimana dulu Socrates di hukum/di bunuh atas dasar berita yang menganggap bahwa dirinya "orang gila" padahal tidak ada sesuatu hal yg bisa membuktikan bahwa si Filsuf ini orang gila. Kejadian serupa juga terjadi ketika Nazi memimpin untuk melakukan pembunuhan sadis kepada kaum Yahudi. Yaa mikir aja, cuma gara-gara beda etnis Yahudi di bombardir oleh Nazi, salah apa itu manusia-manusia Yahudi? Dan tak lupa sejarah di Indoensia pun juga memiliki catatan kelam soal Hoax. Contoh tragedi 1965 yang gw pikir Hoax nya masih menempel dan mendarah daging di kalangan netizen paling budiman. Sampe-sampe mereka selalu di takuti bayang-bayang hantu PKI padahal menurut gw PKI bukanlah setan, melainkan sebuah Ideologi. Adakah yang harus di takuti soal Ideologi? Aneh memang netizen kita ini.
Nah dari sejarah-sejarah tersebut udah ngebuktiin bahwa Hoax bukan lagi sesuatu hal yang biasa-biasa aja, malah ini sebuah virus yang mematikan. Tapi aneh nya manusia-manusia kita ini selalu menganggap Hoax adalah fenomena yang udah terbiasa terjadi tanpa perlu di kritisi. Padahal dengan adanya penyeberan Hoax mental manusia itu makin bobrok. Selalu percaya dengan hal yang data nya mentah alias tidak dapat di percaya kebenaran nya. Belum lagi cara netizen di soial media yg menggunakan space di kolom komentar dengan kalimat2 jahatnya, ternyata jari lebih tajam di banding mulut~
Penutup dari tulisan ini, gw cuma mau bilang sama sudara sudara ku. Please, jangan tersulut atau menjadi barbar dengan hal yang sifat nya belum terbukti benar. Mengkaji ulang itu penting, mengktitisi pun juga di haruskan. Engga apa kita ga pinter tapi setidaknya kita memiliki kecerdasan yg mampu membangun Indonesia menjadi lebih baik. Bukan hanya ekonomi dan pembangunan nya saja yang baik, namun kualitas SDM nya pun harus meningkat. Pakai nalar untuk berkomentar, jangan emosi yang di kedepankan.
SALAM DAMAI by AYAS *peace*