Efek Rumah Kaca - Sebelah Mata
Tapi sebelah mataku yang lain menyadari
Gelap adalah teman setia
Dari waktu-waktu yang Hilang
11 April 2018, tepat 1 tahun kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan penyidik KPK, yang kasus nya sampai saat ini masih Tijel alias Tidak Jelas. Seolah pemerintah mengabaikan, ga ada indikasi keseriusan pemerintah untuk menangani kasus penyiraman tersebut. Apatis mungkin. Saat ini berbagai macam kelompok masyarakat telah mendesak pemerintah untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) kasus Novel. Namun, presiden kita si bapak Jokowi belom mau ngebentuk TGPF, padahal kasus percobaan pembunuhan Novel udah berjalan 1tahun. Gila sih, ga paham lagi gw sama negara tercinta gw ini, kasus percobaan pembunuhan aja sampe di buat ruwet. Pertanyaan yang selalu terbesit di pala gw, seketika adalah, emang siapa sih 'bruh' aktor yang ada di balik kasus ini? Apakah emang ada kepentingan terselubung dari kubu pemerintah, sehingga yang lebih penting dari memberi kepastian Hukum yg adil di Negri ini tidak lagi menjadi penting atau abai bgtu saja? Apa perlu kita hubungi dektetif Sinichi Kudo alias detektif Conan, buat cari tau kejelasan kasus nya mr. Novel? Oh men, why my country is very unconcerned with the people who are down? Apa perlu nunggu korban-korban selanjutnya lagi, supaya pemerintah ga buta-buta amat gitu melihat fenomena ketidak adilan yang terjadi saat ini.
Biasa nya hasil renungan gw tersebut, dalam beberapa jam ke depan akan membuahkan suatu pemikiran, yang tentu harus gw keluarin. Biar ga cuma nempel di kepala gw. Sebenernya sebelum kasus nya si Novel ini terjadi, banyak banget kasus-kasus lainnya yang belom di usut tuntas sama pemerintah. Disini gw ga akan menjabrkan secara rinci kasus nya bagaimana,tapi disini gw mau memberi penilaian gw terhadap pemerintah, mungkin lebih ke arah kritik.
Gw perhatiin pemerintah di era sekarang makin annoying, why annoying? Gw amat lah sangat anoyed, melihat ke-apatisan pemerintah dalam menangani beberapa kasus yang menurut gw ini udah mencoreng pemerintah Indonesia sendiri. Masa se-level Presiden ga ada responnya sama sekali, menunda-nuda kasus selama 1 tahun atas, realita yang terjadi. Bapak Novel itu bagi gw aktor terpenting untuk memerangi korupsi di lembaga anti rasuah atau KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Tugas beliau itu, adalah garda terdepan untuk menguak tiap kasus korupsi yang terjadi. Dari mulai melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan sampe penyitaan. Lantas mengapa orang sepenting abang/mas/bapak/uda/mr Novel ini kasus nya di abaikan begitu saja????? Rasa-rasanya Pemerintah kurang greget gitu dalam menangani kasus tersebut.
Beberapa minggu lalu, gw bersama temen gw ngobrol di salah satu warung kopi di daerah petogokan, Jakarta Selatan. Kebetulan saat itu kita abis datang ke acara salah 1 diskusi publik yang diadakan oleh salah satu lembaga. Nah! Kebetulan temen gw ini adalah salah satu aktivis pegiat anti korupsi. Awal obrolan kita di mulai, dengan cerita gw yang udah mulai resah dan geram banget melihat fenomena Korupsi di Indonesia. Bukan cuma tentang kasus nya Novel aja, tapi kasus-kasus korupsi yang saat ini merajalela di Indonesia dan seperti nya Korupsi itu sudah mendarah daging di kalangan para ellite politik. Dimulai dari drama kasus e-ktp yang berujung Setya Novanto di tetapkan status nya sebagai tersangka, sampe drama penangkapan Setya Novanto, yang kayanya bisa di jadikan serial drama korea hemm mungkin lebih ciamik. Apa yang pada saat itu gw tanyakan ke temen gw ini? Gw bertanya seperti ini: "Eh coy, gw mulai capek deh pantengin berita-berita di Indonesia, ga jauh dari Korupsi ataupun ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita saat ini. Isi timeline twitt gw ya itu-itu aja, tiap saat manusia kerjaa nya cuma ng'warrr di sosial media, memberi saran tanpa memberi solusi yang berujung kosong! Ga ada arti nya apapun, sampah doang isinya. Menurut lo cara meredakan keresahan gw ini gimana ya coy? Gw pengen gitu anak muda di Indonesia, sadar akan kepedulian mereka terhadap nasib bangsa dan negara nya, terutama sih dalam memerangi korupsi. Berbulan-bulan gw merenungi ini, apa mungkin Korupsi dan segala macam tindak penyimpangan yang terjadi di Indonesia akan terselesaikan? Kenapa kebenaran itu sulit bgt si coy di cari di negara kita ini?"
Temen gw pun memberi khutbah nya kepada gw: "Yas, lo tau arti penggalan lirik lagu ERK-Sebelah Mata? -Tapi sebelah mataku yang lain menyadari, gelap adalah teman setia, dari waktu-waktu yang hilang- 1 kebenaran emang ga nampak,gelap. Tapi masih banyak titik-titik terang kebenaran di luar sana yang akan terus mengiringi jalan nya proses untuk mengungkap kebenaran tersebut, mereka akan selalu setia. Siapa titik-titik terang tersebut? Yaitu kita, kita anak muda yang masih di beri akal dan di beri pikiran buat menguangkap kebenaran tersebut. Kalo lo tanya bagaimana cara kita menyuarakan dan memerangi korupsi serta ketimpangan-ketimpangan sosial yang terjadi bagaiamana? Tanya hati lo, tanyakan apa identitas bangsa lo? Kalo lo udah tau jawaban nya, gw pikir lo akan tetep terus berjuang, ga akan pernah ngeluh lelah. Karena menurut gw, untuk berjuang melawan korupsi di negeri kita ini, menyuarakan nya udah cukup mudah kok. Banyak sekarang platform-platform sosial media yang bisa lo jadikan sebuah kampanye untuk mengajak sauadara sebangsa lo untuk sadar betapa penting nya memberantas korupsi sedari dini. Lo ga harus jadi pegiat anti korupsi dulu kok, untuk aktif dalam memerangi korupsi. Cukup gunakan sebaik mungkin platform sosial media yang ada, untuk berbagi informasi yang terkait apa yang ingin lo suarakan. Terkait tentang 'kebenaran' di negeri ini, lo tau kisah Mahatma Gandhi yang merebut India dari British? Mahatma pake taktik Nonviolent Soldier, yang biasa kita sebut taktik perang tanpa kekerasan. Dan hasilnya? India merdeka, lepas dari jajahan British. Kalo di kaitkan dengan fenomena mencari keadilan/kebenaran di Negri Indonesia, gw pikir sama hal nya seperti ajaran nya Mahatma Gandhi. Banyak yang pengen bangsa Indonesia hancur atas kepentingan segelintir orang, namun apakah kita juga harus melakukan hal yang sama untuk mencari keadilan/kebenaran dengan cara yang salah? Tanpa memikirkan segala konsekuensi yang akan terjadi ke depan nya? ga gitu yas. Kita ga bisa seperti itu, walau kebenaran emang sulit banget di cari di negeri kita, tapi kita ga boleh berhenti berharap bahwa suatau saat kebenaran dan keadilan itu akan terwujud. Masa lo kalah sama ibu Surmasih yang bertahun-tahun tiap minggu nya berdiri di depan Istana, tetap berharap dan yakin bahwa suatau saat kebenaran dan keadilan itu pasti akan menyala, dan ga selamanya redup"
Jlebbbbbbb....!!! Hati gw langsung bergeming ketika di beri Khutbah seperti itu oleh temen gw. Gw merasa terpukul dan malu, gw masih muda dengan stupid nya mengeluh, padahal di luar sana masih banyak orang-orang yg harapan nya sama dengan gw untuk menjadikan Indonesia jadi lebaih baik, tapi ga pernah putus asa atau ngeluh dan selalu yakin bahwa harapan itu pasti akan terwujud nyata.
Dear, mr.Novel I know that, I can't do even more to provide solutions related to the case that you are facing. But, through this writing I hope to invite readers to always fight corruption crime like what you are doing to this country.
Semoga pak Novel selalu dalam lindungan Allah swt. Amin